Netanyahu mengatakan bahwa kesepakatan penyanderaan berpotensi tercapai tetapi Hamas belum secara resmi menanggapi kerangka baru yang disepakati pada hari Sabtu. Dia mengatakan tuntutan awal Hamas adalah “delusi.” Hal ini termasuk, antara lain, pembebasan ribuan tahanan Palestina, yang banyak di antaranya dipilih oleh Hamas, dan gencatan senjata permanen. “Jika mereka mencapai situasi yang masuk akal, maka ya kita bisa mencapai kesepakatan penyanderaan,” kata Netanyahu kepada CBS. Netanyahu mengatakan para komandan senior Israel berencana pada hari Minggu untuk menyampaikan kepadanya rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah ke daerah utara kota tersebut, yang sebagian besar telah dibersihkan Israel dari pasukan Hamas, dan kemudian rencana terpisah untuk membongkar sisa batalion Hamas di Rafah. Militer Israel telah menghancurkan 18 dari 24 batalyon Hamas, dengan empat batalyon tersisa di Rafah, kata para pejabat Israel. Para mediator dalam pertemuan di Paris mengatakan Hamas menunjukkan fleksibilitas mengenai berapa lama jeda pertempuran harus berlangsung, jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan pada tahap pertama perjanjian dan penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza. Hamas juga bersedia membatalkan tuntutan gencatan senjata permanen dan menerima negosiasi pada tahap selanjutnya untuk mencapai tujuan tersebut. Namun Hamas tetap bersikeras agar militer Israel menarik diri dari wilayah tersebut agar warga Palestina yang terlantar dapat kembali ke rumah mereka, kata para pejabat Mesir. Kelompok tersebut masih menuntut pembebasan mereka yang menjalani hukuman penjara jangka panjang dalam kasus-kasus terkait kekerasan, sementara pembebasan lebih lanjut sandera Israel selama gencatan senjata akan bergantung pada kemajuan dalam perundingan untuk mengakhiri perang, kata para pejabat.