Pemerintah Inggris menerbitkan definisi baru tentang ekstremisme pada hari Kamis yang bermaksud digunakan untuk memutuskan hubungan atau memberikan dana kepada kelompok-kelompok yang dianggap telah melanggar batas, namun para kritikus khawatir hal tersebut dapat membatasi hak-hak para aktivis dan mengekang kebebasan berpendapat. Definisi baru ini memperbarui definisi yang diuraikan dalam strategi anti-ekstremisme pemerintah yang dikenal sebagai Prevent. Pernyataan tersebut mendefinisikan ekstremisme sebagai “penentangan vokal atau aktif terhadap nilai-nilai fundamental Inggris, termasuk demokrasi, supremasi hukum, kebebasan individu dan saling menghormati serta toleransi terhadap agama dan keyakinan yang berbeda.” Menyerukan kematian anggota angkatan bersenjata juga termasuk dalam definisi tersebut. Michael Gove, seorang menteri senior kabinet, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan tersebut dimaksudkan untuk “melindungi nilai-nilai demokrasi” dengan bersikap “jelas dan tepat dalam mengidentifikasi bahaya yang ditimbulkan oleh ekstremisme.” Beberapa kelompok advokasi dan pakar hukum menyambut pengumuman tersebut dengan keprihatinan, dan memperingatkan bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi hak-hak mereka yang dianggap oleh pemerintah memenuhi definisi tersebut. Satu-satunya cara untuk menentang keputusan tersebut kemungkinan besar adalah melalui pengadilan. Inisiatif ini juga memicu perdebatan yang lebih luas mengenai bagaimana, sebelum pemilihan umum yang harus diadakan pada awal tahun depan, para politisi Inggris memilih…
Baca lebih lajut