Para politisi dan aktivis Maroko mengungkapkan kekhawatiran atas pembatasan yang diberlakukan pemerintah terhadap para penceramah agama, terutama terkait kemampuan mereka untuk membahas konflik Israel-Hamas dan panggilan untuk jihad. Pembatasan ini telah memicu debat tentang kebebasan berbicara dan peran agama dalam wacana politik. Tokoh-tokoh terkemuka, termasuk anggota parlemen sosialis Nabila Mounib, berpendapat bahwa para imam harus diizinkan untuk secara bebas membahas isu Palestina dalam khotbah mereka, sementara pemerintah berusaha untuk menjaga kendali atas retorika yang berpotensi memicu ketegangan.
@VOTA11 bulan11MO
Maroko membatasi pemberitaan tentang perang di Timur Tengah yang memprovokasi jihad.
Di Maroko, para politisi dan aktivis mempertanyakan pembatasan yang diberlakukan pada para penceramah mengenai apa yang boleh mereka katakan tentang perang di Timur Tengah selama khotbah.
@VOTA11 bulan11MO
Dilema Khotbah di Maroko: Menyeimbangkan Kebebasan dan Politik
Politisi dan aktivis Maroko menantang pembatasan terhadap imam-imam yang berbicara tentang perang Israel-Hamas, terutama panggilan untuk jihad. Anggota parlemen sosialis Nabila Mounib dan aktivis lainnya berpendapat tentang hak imam-imam untuk mendiskusikan masalah Palestina secara bebas.